Jika bumi dapat berbicara dan mengisahkan cerita, apa yang akan dikatakannya? Planet ini telah melihat 14,500 peperangan sejak 3500 sebelum masehi dan menyaksikan 3,5 miliar jiwa manusa yang hidupnya 'dipotong' di tempat pahitnya kekerasan yang terorganisasi. Peperangan merupakan hal yang paling tragis dilihat dari budaya manusia, hak asasi manusia, dan setiap konflik yang muncul, beberapa tempat akan berlumuran darah orang-orang yang berperang, dan mereka yang menderita.
Di pusat teater Pasifik, pertempuran terjadi di pulau tropis yang kecil di Guadalcanal pada tahun 1942. Bersamaan ini, fotografer LIFE dari Amerika, Ralph Morse mendapatkan kesempatan untuk menjadi saksi dalam peperangan, untuk melihat pandangan mata yang terpancar dari para prajurit karena brutalnya peperangan. Pada saat patroli, Morse ditemani dengan rekannya menemukan sebuah tangki yang rusak di pinggir pantai. Ia menemukan kepala seorang tentara Jepang, dengan mulut yang terbuka lebar seperti sedang berteriak. Ini menunjukkan kepada dunia bahwa penemuan mayat sudah menjadi hal yang biasa, sungguh brutal. Dimana mayat-mayat dari prajurit Jepang terjebak bersamaan dengan mayat-mayat yang lainnya, sementara pasukan Amerika memenggal mayat dan dipasangi dengan paku. Kedua belah pihak membuat kalung dari gigi manusia sebagai penghargaan dari perang.
2. Bom di Massawa
Photo credit: Greg Marinovich
Pada 29 Mei 1991, menandai akhirnya perjuangan 30 tahun kemerdekaan Ethiopia. Bertahun-tahun sebelum hari itu terjadi, Front Pembebasan Rakyat Eritrea (EPLF) memulai serangan besar-besaran terhadap kota pelabuhan Ethiopia yaitu Massawa, mereka melakukan itu untuk menganggu jalur suplai tentara Ethiopia. Setelah pertempuran tiga hari ELPF berhasil mengamankan kota. Namun Ethiopia tidak ingin menyerah. Selama berhari-hari mereka menyelimuti kota dengan bom yang merenggut nyawa ratusan. Satu bulan kemudian, datanglah serangan bom dari udara. Toko makanan dan bantuan sosial terbakar, warga sipil pun kelaparan. Banyaknya foto dan video yang beredar sangatlah brutal untuk media, namun satu foto ini, yaitu seroang Eritrean duduk di atas penutup bom seakan berbicara lebih keras dari gambar yang paling mendalam yang pernah ada. Kesedihan yang menyorot dari kedua mata orang itu dan lukisan lingkungan kehidupan warga Eritrea pada waktu itu dengan kuas yang rumit tidak akan pernah pudar dalam sejarah.
3. Kesalahan dari yang Tidak Bersalah
Photo credit: Chris Hondros / Getty Images
Foto ini diambil dari fotografer Chris Hondros di Irak pada tahun 2015. Hondros ikut patroli di kota Tal Afar, sebelah Utara Irak, dan berharap untuk mendapatkan beberapa foto. Di jam malam, ada sebuah insiden, para prajurit menembakkan beberapa tembakan peringatan dengan tidak adanya reaksi dari penumpang mobil tersebut. Dilihat lebih dekat, situasi semakin mencekam, terdengar suara yang lebih mengerikan dari suara pemberontak, yaitu suara anak menangis. Didalam mobil tersebut ada sebuah keluarga. Seorang ibu, ayah, dan empat anak yang sedang mencoba untuk pulang ke rumah sebelum jam malam. Anak-anak tidak terkena tembakan, namun orang tua mereka hampir tidak dikenali. Anak-anak itu akan selamanya menahan luka di malam mereka kehilangan orang tua mereka, sementara para prajurit kembali ke tempat peristirahatan untuk bermain game Nintendo.
4. Interogasi Rhodesia
Photo credit: J. Ross Baughman
5. Pembersihan di Pelabuhan
Photo credit: Library of Congress
6. Pemenggalan Siffleet
Ketika foto ini pertama kali diterbitkan di majalah LIFE, tangisan dirasakan oleh orang-orang di dunia. Seorang pria di dalam foto dipercaya seorang sersan dari Australia, Leonard Siffleet. Foto ini diambil setelah Siffleet ditangkap saat melakukan misi di Papua New Guinea, dan ditemukan di seragam prajurit jepang di tahun berikutnya. Siffleet dan rekannya di penggal. Pemenggalan merupakan hal yang biasa dalam mengeksekusi untuk orang Jepang di Perang Dunia II. Eksekusi yang dilakukan hanya menghabiskan waktu 3 hari di Changjiao, di mana 30.000 warga sipil Cina dieksekusi di tangan Shonruko Hata, terlihat Jepang akan menyaingi Hitler sebagai yang paling jahat di Perang Dunia II.
7. Penyerbuan Inchon
Setiap pertempuran menghasilkan kerugian yang didapat, sayangnya yang memiliki efek paling besar dialami oleh warga sipil yang berjuang sampai dengan akhir. Foto yang menyentuh hati ini diambil pada saat penyerbuan Inchon, Korea Selatan. Perang Korea dimulai pada 25 Juni 1950, ketika Pasukan Korea Utara menyerbu Korea Selatan. Walaupun dibantu dengan PBB di Korea Selatan, pasukan Korea Utara mengamankan kemenangan dengan melakukan pembantaian di mana-mana. Karena terpojok, PBB terpaksa mencoba serangan yang mengambil resiko di kota pelabuhan Inchon, tepat di bawah perbatasan Korea Utara pada 15 September. Dengan Inchon sebagai pijakan, Korea Selatan mampu merebut kembali Seoul dan mengubah alur perang, walaupun masih adanya pertumpahan darah setelah itu.
Setiap pertempuran menghasilkan kerugian yang didapat, sayangnya yang memiliki efek paling besar dialami oleh warga sipil yang berjuang sampai dengan akhir. Foto yang menyentuh hati ini diambil pada saat penyerbuan Inchon, Korea Selatan. Perang Korea dimulai pada 25 Juni 1950, ketika Pasukan Korea Utara menyerbu Korea Selatan. Walaupun dibantu dengan PBB di Korea Selatan, pasukan Korea Utara mengamankan kemenangan dengan melakukan pembantaian di mana-mana. Karena terpojok, PBB terpaksa mencoba serangan yang mengambil resiko di kota pelabuhan Inchon, tepat di bawah perbatasan Korea Utara pada 15 September. Dengan Inchon sebagai pijakan, Korea Selatan mampu merebut kembali Seoul dan mengubah alur perang, walaupun masih adanya pertumpahan darah setelah itu.
8. Orange Legacy
Salah satu warisan yang tidak masuk akal sekaligus brutal dari perang Vietnam yaitu penggunaan Agent Orange, herbisida yang disemprotkan untuk pasukan Viet Cong untuk menghancurkan sumber makanan mereka. Tentara AS menurunkan sekitar 75 juta liter Agent Orange di Vietnam dan beberapa bagian Kamboja. Meskipun perang sudah berakhir, empat dekade kemudian, orang-orang yang hidup di zona semprot harus berurusan dengan efek pelemahan karena kontaminasi dioksi yang meresak kedalam tubuh mereka dan tanah. Ketika Washington menolak untuk bertanggung jawab atas hal ini, anak-anak dan cucu-cucu dari perempuan yang terkena semprotan tersebut terlahir cacat. Foto ini menunjukkan seorang veteran perang Vietnam yang memandikan anaknya yang berusia 14 tahun di tahun 2006.
9. Pemakaman untuk Seorang Ayah
Photo credit: Daily News Journal, Aaron Thompson, File / AP
Foto ini mungkin tidak seperti sebelumnya yang membuat Anda terkejut. Hanya seorang anak laki-laki dengan badan tegak yang menahan tangis dan menerima bendera dari prajurit di pemakaman ayahnya. Anak ini bernama Christian Golczynski, berusia 8 tahun. Ayahnya, staff kelautan, Sersan Marc Golczynski telah ditembak saat melakukan patroli di Irak provinsi Al-Aanbar hanya satu minggu sebelum tugasnya selesai. Christian menjadi gemetar untuk hidup tanpa ayahnya. Tapi, dengan harapan yang ia miliki, ia terinspirasi dari kehilangannya, Christian terlibat dalam prajurit anak-anak, sebuah organisasi amal yang mengirimkan hadiah Natal untuk anak-anak yang kehilangan orang tua dalam menjalankan tugas.
Sumber: http://log.viva.co.id/frame/read/aHR0cDovL2t1cnVrdXJ1bGFuZC5ibG9nc3BvdC5jby5pZC8yMDE1LzExLzktZm90by1tZW5nZWp1dGthbi1kYXJpLXBhaGl0bnlhLmh0bWw=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar